Membantu Tanpa Pamrih

Apa sih “Membantu Tanpa Pamrih” itu?

Pertanyaan ini begitu menggelitik pikiran saya beberapa bulan terakhir ini.

Well, Yes, We are social human. Jadi kita harus saling membantu karena kita hidup di antara banyak orang.

Sekarang, bagaimana dengan pernyataan itu yang sering diutarakan oleh orang yang “katanya” membantu tanpa pamrih? Tidak usah saya tunjuk orangnya. Mungkin orang itu ada di sekitar kita, mungkin bisa jadi saya sendiri tanpa sadar pernah melakukannya.

Dengan slogannya “membantu tanpa pamrih” dan berbagai alasan tertentu untuk membuatnya masuk akal, segelintir orang itu terlihat “membantu” hanya untuk kalangan tertentu. Bagaimana dengan kenyataan untuk membantu kalangan lain yang pastinya lebih membutuhkan?

Mungkin kita bisa mengambil contoh bisnis yang secara tidak sengaja meluas dan mempunyai akun ribuan atau jutaan di seluruh Indonesia yang dimiliki oleh seorang pemuda Indonesia yang bermula dari tugas sekolahnya. Mungkin kalian bisa menebaknya.

Apa hubungannya dengan “membantu”? Well, mungkin slogan yang bahkan bisa diterapkan di bisnis ini adalah “from user, to user, by user”. Dengan menggunakannya semaksimal mungkin, seorang user bahkan bisa meraup keuntungan. Tidak peduli user itu siapa dan dari kalangan mana, yang pasti banyak yang kebutuhan ekonominya terbantu karena jaringannya yang cukup luas.

Tidak perlu alasan-alasan tertentu untuk membantu orang lain. Bahkan yang muncul dari suatu ketidaksengajaan saja malah bisa cukup membantu.

Bedakan dengan “gw mau bantu lu angkat lemari lu, tapi bayar seratus ribu ya.”

Bedakan lagi dengan “Tong, bantuin gw ngetik skripsi donk, gw bayar deh.”

Yah, memang, segala keikhlasan kembali lagi ke diri masing-masing. Kita yang bersikap, orang lain yang menilai.

---